
Kutatap wajahmu dan kutemukan sebongkah gundah yang menggelayut dimatamu yang tidak bening namun indah itu, sesuatu terjadi padamu tapi entah apa karena kau tak mau cerita dan aku enggan memaksa, hingga waktu membuat kita seperti patung yang berdiri tanpa kata, akhirnya kau bicara, akhirnya kau bertutur tentang lelaki yang kini meninggalkanmu, tentang hatimu yang terinjak, dan kaupun tak pernah mengerti akupun sudah lama terinjak, bahkan kaupun tak pernah bertanya, untuk apa aku disini, sehingga aku ikut bersedih larut dalam kesedihanku sendiri yang lama menanti namun kau tak pernah mengerti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar